Ini 3 Kesepakatan Bilateral Arab Saudi-Indonesia dalam G-20 Riyadh
By Abdi Satria
nusakini.com-Riyadh-Pertemuan bilateral antara Indonesia dan Arab-Saudi di acara pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral Negara-Negara G-20 Tahun 2020 di Riyadh, difokuskan pada tiga hal utama, yaitu Agenda G-20 Presidensi Arab Saudi, upaya penguatan kerjasama bilateral antar kedua negara dan peningkatan modal Islamic Development Bank (IsDB Capital Increase).
Dalam Agenda G-20 Presidensi Arab Saudi, Menteri Keuangan Arab Saudi meminta dukungan Menteri Keuangan Republik Indonesia (Menkeu RI) Sri Mulyani Indrawati bagi keberhasilan agenda-agenda yang menjadi prioritas G20 dan Arab Saudi pada tahun 2020.
Menkeu RI menyampaikan bahwa agenda-agenda yang menjadi prioritas Presidensi Arab Saudi 2020 sangat tepat (timely) pada waktunya dan relevan.
Untuk penguatan kerjasama bilateral Indonesia-Arab Saudi, Menkeu Sri Mulyani menyampaikan bahwa sektor pariwisata merupakan sektor potensial yang dapat diperkuat bagi kedua negara. Saat ini, turis dari Indonesia, dalam skema ibadah umrah, merupakan yang terbesar di Arab Saudi. Hal ini mengingat kuota haji yang terbatas dan masa tunggu haji yang lama.
Sektor kedua yang diusulkan adalah investasi. Salah satunya, investasi Arab Saudi dapat juga disalurkan melalui Sovereign Wealth Fund (SWF) yang saat ini sedang dibentuk oleh Indonesia untuk penyediaan pembiayaan untuk pembangunan ibukota baru dan Aceh.
Menkeu Sri Mulyani menyampaikan bahwa SWF akan dibentuk sebagai badan penyatuan dana investasi untuk mengelola investasi langsung (FDI) yang bertujuan memberikan dampak yang lebih besar bagi perekonomian Indonesia melalui investasi domestik. Saat ini, Indonesia juga sedang berdiskusi dengan pemerintah Uni Emirat Arab dan telah menyampaikan komitmennya untuk turut berinvestasi dalam SWF.
Menteri Keuangan Arab Saudi menyepakati sektor-sektor potensial yang dapat dikembangkan tersebut. Ia juga menyampaikan bahwa saat ini, Arab Saudi sedang mengembangkan satu kota yang terintegrasi dan berteknologi tinggi Neo Mustaqbal (NEOM).
Saat ini, Islamic Development Bank (IsDB) sedang melakukan proses kenaikan modal umum. Pada sisi lain, Indonesia memunyai kepentingan untuk menaikkan kepemilikan modal di IsDB dan menempatkan permanen Executive Director di IsDB.
Penguatan peran Indonesia di IsDB tidak hanya untuk kepentingan Indonesia namun juga sebagai langkah strategis untuk memperkuat kerjasama IsDB dengan negara-negara Asia bahkan antara negara-negara Timur Tengah dengan Asia. Atas hal ini, Menkeu Sri Mulyani meminta dukungan Arab Saudi sebagai pemegang saham terbesar di IsDB bagi keberhasilan rencana Indonesia tersebut. Menteri Keuangan Arab Saudi menyampaikan dukungan dan akan membicarakannya dengan Presiden IsDB.(p/ab)